Migrasi Produksi: Perusahaan Jerman Pilih Jepang sebagai Basis Manufaktur Alternatif

Peralihan Strategis dalam Manufaktur Jerman

masaharusato.com – Dalam respons terhadap dinamika global yang berubah, 38% perusahaan Jerman yang berpartisipasi dalam survei terkini mengungkapkan relokasi fasilitas produksi mereka dari Cina ke Jepang. Alasan utama yang diberikan adalah mencari stabilitas ekonomi, politik, dan sosial yang lebih besar. Selain itu, 23% dari perusahaan tersebut memindahkan fungsi manajemen regional mereka ke Jepang, menandakan pergeseran signifikan dalam strategi operasional mereka.

Kajian oleh Kamar Dagang dan KPMG

Penelitian tersebut dijalankan oleh Kamar Dagang dan Industri Jerman di Jepang, bekerja sama dengan KPMG di Jerman, mendapatkan respon dari 164 perusahaan. Data ini dirilis pada tanggal 27 Maret dan menegaskan kembali hasil dari studi sebelumnya yang dilakukan oleh Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang. Studi tersebut mengindikasikan bahwa Jepang telah menjadi tujuan yang menarik bagi perusahaan-perusahaan yang berusaha menghindari ketidakpastian geopolitik serta ketegangan perdagangan dan finansial.

Faktor Pendorong dan Tantangan

Martin Schulz dari Fujitsu menyatakan bahwa alih fungsi ini bukan tanpa alasan. Kebijakan tenaga kerja yang ekonomis dan pasar yang berkembang menjadikan Cina sebagai fokus lama bagi perusahaan Jerman. Namun, kompleksitas politik dan kekhawatiran terhadap potensi kesulitan ekspor dari Cina ke AS menambah faktor risiko. Menambah kompleksitas situasi adalah perang dagang Cina – AS, yang semakin meningkatkan ketidakpastian bagi perusahaan yang beroperasi di antara kedua negara tersebut.

Jepang sebagai Solusi Stabil

Pilihan untuk beralih ke Jepang didasarkan pada stabilitas negara tersebut, baik secara ekonomi maupun politik. Schulz menyoroti bahwa perusahaan-perusahaan di Jepang memiliki konektivitas yang baik di Asia, yang sangat penting untuk menjalin kemitraan dan integrasi dalam rantai pasokan global. Klaus Meder dari Bosch Jepang menambahkan, meskipun ada tantangan dalam memasuki pasar Jepang, seperti hambatan bahasa dan spesifikasi unik, sekali perusahaan berhasil mendapatkan kepercayaan pelanggan, peluang untuk kemitraan jangka panjang terbuka lebar.

Prioritas Stabilitas dan Keuntungan

Studi ini menonjolkan bahwa lebih dari 90% responden menilai stabilitas ekonomi, hubungan bisnis, serta keselamatan dan stabilitas sosial sebagai motivasi utama mereka beroperasi di Jepang. Faktor lainnya termasuk kualitas tenaga kerja, infrastruktur yang maju, dan lingkungan politik yang stabil. Jepang juga menawarkan keunggulan dalam hal kemampuan tenaga kerja, potensi pendapatan, dan keunggulan kompetitif dalam hal biaya upah dibandingkan dengan Jerman.

Perspektif Kehidupan di Jepang

Menurut Marcus Schuermann dari Kamar Dagang Jerman di Jepang, Jepang tidak hanya unggul dalam faktor-faktor bisnis tetapi juga menawarkan kondisi kehidupan yang lebih menarik, terutama bagi karyawan yang telah berkeluarga. Ini menjadi alasan tambahan bagi perusahaan Jerman untuk lebih memilih Jepang daripada Cina sebagai lokasi relokasi.

Pergeseran ini menandai penyesuaian strategis oleh perusahaan Jerman dalam menghadapi ketidakpastian global, dengan Jepang dianggap sebagai titik keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks.