Bos PPI: Jokowi Maju Jadi Ketum PSI, Tak Ada yang Bisa Menyaingi—Termasuk Kaesang

Link Slot : situs slot deposit 5000

Ketua Umum Partai Pergerakan Indonesia (PPI), Andi Sinulingga, melemparkan pernyataan yang langsung menghidupkan perbincangan politik nasional. Ia menyebut bahwa jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), maka tak satu pun tokoh yang bisa menyainginya—termasuk Kaesang Pangarep, putra Jokowi yang saat ini memimpin PSI.

Andi mengungkapkan pendapatnya dalam wawancara daring yang membahas dinamika politik pasca-Jokowi. Ia menegaskan bahwa Jokowi masih memiliki daya tarik politik yang sangat kuat, bahkan setelah tak lagi menjabat sebagai presiden.

“Kalau Jokowi memutuskan maju sebagai ketua umum PSI, tak ada yang bisa menyaingi, termasuk Kaesang. Jokowi membawa pengaruh besar yang tidak bisa disepelekan,” ujar Andi dengan yakin.

Pernyataan itu segera memicu gelombang komentar di media sosial. Para pengguna Twitter dan platform lain langsung mendiskusikan kemungkinan Jokowi mengambil alih kepemimpinan PSI dari Kaesang. Sebagian mendukung, sementara sebagian lainnya mempertanyakan relevansi Jokowi jika benar-benar terjun ke partai politik pasca-kepresidenan.

Beberapa kader PSI merespons isu ini dengan tenang. Mereka menyatakan bahwa partai tetap solid di bawah kepemimpinan Kaesang dan menyambut baik masukan dari pihak mana pun. “Kami percaya Kaesang memimpin PSI dengan semangat baru. Tapi kalau Pak Jokowi ingin bergabung lebih aktif, itu akan menjadi kekuatan besar bagi kami,” ujar salah satu pengurus PSI.

Pengamat politik juga ikut menganalisis pernyataan Andi. Mereka menilai bahwa Andi tidak hanya memuji Jokowi, tetapi juga menyindir posisi Kaesang yang masih muda dan belum berpengalaman memimpin partai.

Jika Jokowi benar-benar melangkah ke PSI, ia bisa mengubah peta kekuatan partai politik nasional. Ia bisa memobilisasi simpatisan, mengangkat elektabilitas partai, dan menggiring opini publik dengan satu langkah strategis. Kini publik menunggu: apakah Jokowi akan tetap menjadi simbol, atau memilih memimpin langsung?